Pada hari Rabu, tanggal 15 Oktober 2025, Desa Binjai, Kabupaten Sanggau menjadi lokasi penting pelaksanaan kegiatan pendampingan oleh Balai Veteriner Banjarbaru (BVET Banjarbaru) dalam rangka pengambilan sampel darah pada anjing dan kucing yang telah divaksinasi rabies pada bulan Mei lalu. Kegiatan ini merupakan bagian dari program surveilans terpadu yang bertujuan untuk memantau efektivitas vaksinasi dan mendeteksi potensi penyebaran penyakit zoonosis yang membahayakan masyarakat.
Kegiatan ini dipimpin langsung oleh drh. Indra dari BVET Banjarbaru bersama dua paramedik veteriner, serta didampingi oleh tim dari Kabupaten Sanggau yang dikoordinir oleh Iwan Heri Pambudi, S.Pt, dengan anggota pendamping Dema Iqbal, S.Pt. Kehadiran tim disambut hangat oleh Kepala Desa Binjai, Bapak Heriyanto, A.Md, yang menyampaikan dukungan penuh terhadap kegiatan ini. Beliau menegaskan bahwa rabies merupakan ancaman serius bagi masyarakat dan hingga kini belum ditemukan obatnya, sehingga langkah preventif seperti vaksinasi dan surveilans sangat penting.
Tujuan dan Capaian Pengambilan Sampel Darah
Pengambilan sampel darah dilakukan untuk dua tujuan utama:
- Deteksi antibodi rabies, melalui metode Rabies Neutralizing Antibody Test (RFFIT atau ELISA), guna memastikan terbentuknya kekebalan pasca vaksinasi.
- Surveilans epidemiologi, untuk mengetahui tingkat kekebalan populasi terhadap rabies, khususnya pada hewan penular seperti anjing.
Dari target yang ditetapkan, tingkat keberhasilan pengambilan sampel mencapai 71%, sebuah capaian yang tergolong baik mengingat berbagai tantangan di lapangan. Beberapa kendala yang dihadapi antara lain hewan yang tidak berada di rumah, sulitnya penanganan oleh pemilik, hingga kasus hewan yang telah hilang atau terbunuh. Selain itu, keterbatasan waktu pemilik yang sedang bekerja juga menjadi hambatan tersendiri.
Surveilans ASF dan Dukungan Peternakan Babi
Selain fokus pada rabies, BVET Banjarbaru juga melakukan pengambilan swab pada ternak babi sebagai bagian dari surveilans penyakit African Swine Fever (ASF). Penyakit ini telah menyebabkan lonjakan harga daging babi di Kabupaten Sanggau dan menjadi perhatian serius bagi peternak lokal. Dalam kegiatan ini, pencapaian pengambilan sampel swab mencapai 130% dari target, menunjukkan efektivitas dan antusiasme masyarakat dalam mendukung program ini.
Sebagai bentuk dukungan terhadap keberlanjutan usaha peternakan babi, petugas juga memberikan vitamin, obat cacing, dan desinfektan secara gratis kepada masyarakat. Langkah ini merupakan kolaborasi antara BVET Banjarbaru dan Dinas Perkebunan dan Peternakan Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan, yang bertujuan menekan penyebaran ASF dan menjaga kesehatan ternak secara menyeluruh.
Antusiasme dan Harapan Masyarakat
Kegiatan ini berjalan dengan lancar dan mendapat sambutan positif dari masyarakat Desa Binjai. Kehadiran tim veteriner dan pendamping lapangan tidak hanya memberikan layanan teknis, tetapi juga membangun kepercayaan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan hewan sebagai bagian dari kesehatan masyarakat secara umum.
Melalui kegiatan ini, diharapkan terbangun sinergi yang lebih kuat antara pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat dalam menghadapi tantangan penyakit hewan menular. Dukungan dari Kepala Dinas dan seluruh pemangku kepentingan sangat diharapkan agar program serupa dapat terus berlanjut dan diperluas ke wilayah lain yang membutuhkan.
Oleh: Dema Iqbal, S.Pt (Pengawas Bibit Ternak)