Dokumentasi tim teknis bersama pengurus Mesjid Agung Al-Mu’awanah

Dokumentasi tim teknis bersama pengurus Mesjid Jami Sulthan Ayub

Sabtu, 7 Juni 2025, Kota Sanggau dipenuhi dengan semangat kebersamaan dan kepedulian. Suara takbir bergema di berbagai sudut, menemani prosesi pemotongan hewan kurban yang menjadi simbol pengorbanan dan kebaikan. Namun, di balik perayaan ini, ada sebuah peran penting yang kerap luput dari perhatian—tim pemeriksa kesehatan hewan yang memastikan setiap daging yang dibagikan aman dan layak konsumsi.

Di Mesjid Jami Sulthan Ayub, sekelompok petugas yang dipimpin oleh Iwan Heri Pambudi, S.Pt, Floravia Apieni, S.Pt, Nur’aini, S.Pt, Roberto Barchi, S.Ip, Solafide Situmeang, A.Md menyingsingkan lengan untuk memeriksa 11 ekor sapi dan 3 ekor kambing. Mereka bekerja dengan cermat, mengamati setiap detail kesehatan hewan sebelum dagingnya dibagikan kepada masyarakat. Hasilnya, semua hewan yang diperiksa dinyatakan sehat—sebuah kabar melegakan bagi panitia dan penerima daging kurban.

Sementara itu, di Mesjid Agung Al-Mu’awanah, tim yang dipimpin oleh Dema Iqbal, S.Pt, drh Nisha, Trysha Ahad Dini, S.Pt dan Nobertus Doni menemukan tantangan berbeda. Dari 15 ekor sapi dan 3 ekor kambing yang diperiksa, mereka mendapati satu hati sapi yang terinfeksi cacing hati—temuan yang mengingatkan kita bahwa kesehatan hewan adalah faktor krusial dalam ritual kurban. Petugas dengan sigap memberikan rekomendasi agar hati tersebut tidak dibagikan, sebuah tindakan preventif demi memastikan keamanan pangan.

Kehadiran Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan, Dr. Ambius Anton, S.Pt, M.Si, menambah bobot keseriusan pemeriksaan ini. Dengan pengawasan langsung, ia memastikan bahwa semua prosedur berjalan sesuai standar. Tidak hanya terbatas pada dua lokasi ini, tetapi para petugas di seluruh Kabupaten Sanggau turut serta dalam pengawasan, menjangkau masjid-masjid lain guna menjaga kualitas daging kurban yang akan dikonsumsi oleh masyarakat.

Di balik hiruk-pikuk perayaan, kerja keras para petugas ini menunjukkan bahwa kurban bukan sekadar tentang ibadah, tetapi juga tentang kepedulian terhadap kesehatan dan kesejahteraan bersama. Mereka bekerja dengan penuh dedikasi, mengingatkan kita bahwa pengorbanan bukan hanya tentang memberi, tetapi juga tentang memastikan bahwa apa yang kita berikan benar-benar membawa manfaat. Karena pada akhirnya, kurban adalah tentang kebaikan yang menyeluruh—bukan hanya bagi mereka yang menerima, tetapi juga bagi mereka yang memastikan semuanya berjalan dengan baik.