Bertempat di kantor Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Sanggau, Hari Senin, 20 Januari 2025, tim Proyek FOLUR (Food System Land Use Restoration) melakukan kunjungan dalam proses pembelajaran bersama dan melakukan diskusi untuk proses dilapangan terkait perkembangan proyek FOLUR di Kabupaten Sanggau dari perspektif Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Sanggau. Hadir langsung dalam diskusi yaitu Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Sanggau Bapak Syafriansyah, SP, MM, Kepala Bidang Perbenihan, Pengembangan dan Produksi Perkebunan Bapak Estepanus Palentek, SP, Plt.  Kepala Bidang Bina Usaha Perlindungan Perpetaan Perkebunan, Bapak Kacuk Fitrianto,SP, dan Kepala Bidang Pendataan, Sarana Prasarana dan Kelembagaan, Ibu Silvia Rismaningsih, SP.

Rangkaian kegiatan ini juga akan dilanjutkan dengan berkunjung dan berdiskusi ke kantor Badan Perencanaan Pembangunan Riset dan Inovasi Daerah (Bapperida) Kabupaten Sanggau, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sanggau, Pemerintah Kecamatan Bonti, Pemerintah Desa Sami Kecamatan Bonti, Perwakilan Petani dan Masyarakat Adat di Desa Sami, Perwakilan Non Governmental Organization (NGO) di Sanggau, dan mitra terkait lainnya.

Proyek FOLUR Indonesia didanai oleh Global Environment Facility (GEF) dan dimplementasikan oleh United Nations Development Programme (UNDP) dan Food and Agriculture Organization (FAO) of the United Nations yang bertujuan untuk mentransformasi sistem pangan dengan memobilisasi lanskap produksi berkelanjutan di 27 negara, termasuk Indonesia yang secara khusus dilaksanakan di lima kabupaten salah satunya di Kabupaten Sanggau Provinsi Kalimantan Barat. Program ini berlangsung hingga bulan periode Februari 2028 dan bertujuan untuk mendorong dan memperkuat rantai nilai kelapa sawit, kopi, kakao dan padi yang berkelanjutan melalui penerapan pendekatan pengelolaan lanskap yang komprehensif yang mengintegrasikan konservasi keanekaragaman hayati, pertanian berkelanjutan, keterlibatan sektor swasta, inklusi gender, peningkatan kapasitas petani kecil, restorasi ekosistem dan mendorong rantai nilai pengembangan komoditi yang berkelanjutan. Dalam rangkaian proses kunjungan tersebut, unit evaluasi GEF yaitu Independent Evaluation Office (IEO) berupaya untuk mengetahui proses pembelajaran dalam pelaksanaan proyek dan intervernsi proyek pada aspek lingkungan di Kabupaten Sanggau. Hadir sebagai perwakilan IEO yaitu Dr. Detlev Puetz dan Ali Imron, hadir juga sebagai perwakilan UNDP-FOLUR yaitu Iwan Kurniawan, Dewa Ekayana dan Vincessius Sebagai Koordinator FOLUR Sanggau.

Kegiatan ini bertujuan untuk melihat bagaimana program sistem pangan yang di dukung oleh GEF ini mampu memberikan dampak hingga tingkat tapak khususnya di Kabupaten Sanggau dan kontribusi positif proyek FOLUR pada aspek lingkungan. Harapan lainnya yaitu agar konsultan mengetahui tantangan dan juga sejauh mana program FOLUR ini di implementasikan dan hasilnya bagaimana serta peluang-peluang intervensi kedepannya. Proses ini menjadi masukan untuk GEF, UNDP dan FOLUR untuk bisa berkontribusi secara lebih kongkret bagi pemerintah daerah Kabupaten Sanggau dan masyarakat terdampak. Selanjutnya, tim juga melakukan penilaian terkait penguatan petani/pekebun dan bisnis hijau yang berkelanjutan, serta yang tidak kalah penting yaitu penguatan pada aspek alam dan lingkungan yang dinilai berdasarkan  pola produksi dengan mempertimbangkan daya tampung dan daya dukung lingkungan di Kabupaten Sanggau.

Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) Kabupaten Sanggau Bapak H. Syafriansyah, SP, MM, menyampaikan bahwa program FOLUR ini dilaksanakan melalui pendekatan kawasan lanskap, misi awalnya kita tahu bahwa dipilihnya Sanggau sebagai salah satu lokasi proyek yaitu karena Kabupaten Sanggau sebagai kabupeten dengan unggulan komoditi sawit yang besar namun memiliki tutupan hutan yang juga sangat luas dan penting sekali untuk terus dijaga, sehingga perlu adanya kesinambungan dan keseimbangan antara pengembangan produktivitas komoditi sawit dan juga kelestarian lingkungan dan hutan. Progam FOLUR selama ini juga bersifat lebih banyak kepada edukasi dan studi-studi pembelajaran dan peningkatan kapasitas. Harapannya perlu adanya kegiatan bersifat fisik dan tangible yang juga berdampak bagi peningkatan dan pengembangan produktivitas kelapa sawit yang berkelanjutan.

Terkait proyek FOLUR ini, kita melihat bahwa selain pengembangan sawit yang berkelanjutan juga penting untuk penguatan usaha-usaha masyarakat khususnya yang berada diwilayah sekitar hutan, baik kawasan hutan, maupun lokasi tutupan hutan yang berada di areal penggunaan lain. Salah satu rekomendasinya yang memiliki peluang yang besar yaitu bidang peternakan yang secara spesifik pada pengembangan integrasi komoditi sawit dan ternak sapi. Untuk hal ini petani mandiri dapat dibimbing untuk pelaksanaan integrasi antara sawit dan ternak. Prospek pasar yang sangat terbuka luas, peluang areal perkebunan masyarakat yang juga luas, dan pola pengelolaan integrasinya yang dapat dipelajari dengan cukup mudah memberikan gambaran peluang ini untuk bisa ditindaklanjuti.

Pembelajaran lainnya terkait kelapa sawit berkelanjutan di Kabupaten Sanggau yaitu perlu secara kolaboratif menjalankan rencana aksi daerah kelapa sawit berkelanjutan yang mencakup lima komponen penting yaitu ; penguatan data, penguatan koordinasi, dan infrastruktur. kedua peningkatan kapasitas dan kapabilitas pekebun. Ketiga pengelolaan dan pemantauan lingkungan. keempat terkait tata kelola perkebunan dan penanganan sengketa dan yang kelima yaitu dukungan percepatan pelaksanaan sertifikasi ISPO dan akses pasar produk kelapa sawit. Kelima komponen ini telah tertuang dalam Rencana Aksi Daerah Kelapa Sawit Berkelanjutan di Kabupaten Sanggau.

Proses pembelajaran Proyek FOLUR ini memberikan gambaran terkait perkembangan proyek FOLUR di Sanggau yang secara umum telah berjalan dan terus diimplementasikan sesuai dengan perencanaannya dan terus didasarkan pada semangat pembangunan daerah. Harapannya program FOLUR dapat memberikan dampak bagi masyarakat luas dan juga mampu mendorong pengembangan kelapa sawit yang berkelanjutan di Kabupaten Sanggau, mendorong penguatan ekonomi masyarakat, mendorong transformasi sistem pangan, tata guna lahan, dan restorasi ekosistem secara terpadu dan berkelanjutan di Sanggau.